Invasi Suku Barbar ke Romawi Jadi Awal Mula Kejatuhan Romawi
Menurut catatan Prosper dari Aquitaine, penyeberangan besar-besaran suku barbar melintasi sungai Rhine terjadi pada 31 Desember 406. Prosper adalah seorang penulis Kristen kontemporer yang hidupnya kacau balau oleh serbuan Gotik ke Kekaisaran Romawi.
Migrasi ini merupakan momen penting dalam kejatuhan Kekaisaran Romawi di barat. “Juga menandai awal dari periode penuh gejolak, dilihat dari penyerbuan luas dan runtuhnya tatanan Romawi di provinsi-provinsi,” ungkap Jack Crawford dilansir dari laman The Collector.
Periode Migrasi atau Invasi Barbar
Penyeberangan Sungai Rhine pada tahun 406 M adalah bagian dari periode sejarah Eropa yang dikenal sebagai Periode Migrasi,' atau 'Invasi Barbar'. Berlangsung hingga tahun 560-an, sejumlah besar orang Jermanik, Hun, Avar, dan Slavia bermigrasi di dalam batas-batas Kekaisaran Romawi.
Ada banyak perdebatan tentang penyebab migrasi ini. Entah itu untuk menjarah kota-kota Romawi atau melarikan diri dari entitas politik yang lebih kuat di timur.
Pembangunan Tembok Besar Tiongkok dikatakan sebagai penyebab migrasi, memaksa suku-suku ke barat, seperti suku Hun. “Ini menciptakan efek domino yang menyebabkan suku-suku Jerman pindah ke Kekaisaran Romawi Barat,” Crawford menuturkan.
Perubahan iklim, panen yang buruk, dan tekanan populasi semuanya disebut-sebut sebagai alasan pergerakan skala besar ini.
Apakah suku-suku ini menjadi penyebab runtuhnya Kekaisaran Romawi? Ada arkeolog yang berpendapat bahwa sebagian suku-suku itu sudah tinggal di komunitas pertanian yang mapan dan ditarik ke dalam perselisihan politik Romawi. Sehingga mereka akhirnya bermukim di wilayah Romawi. Tampaknya suku ini bukanlah suku yang putus asa yang berkelana melintasi perbatasan karena kebutuhan.
Faktanya, di banyak perbatasan, orang Romawi telah lama memelihara hubungan dengan kelompok-kelompok barbar.
Melalui pemberian hadiah dan penganugerahan legitimasi kekaisaran, orang Romawi mampu membangun aliansi dengan kepala suku barbar yang ramah. Pada akhirnya suku ini bertindak sebagai penyangga terhadap kelompok barbar yang berpotensi bermusuhan di luar.
Runtuhnya otoritas pusat dan fragmentasi kekuasaan di akhir Kekaisaran Romawi Barat berarti hubungan ini diabaikan. Bahkan menyebabkan sekutu perbatasan pindah ke wilayah Romawi dan mengambil alih kendali wilayah lokal.
Dalam banyak kasus, ini terjadi dengan dukungan penduduk Romawi setempat. Jika pemerintah pusat tidak mampu menjaga ketertiban dan kontrol politik, mengapa tidak membiarkan kepala suku lokal untuk mengambil alih? Kepala suku itu memiliki kekuatan militer untuk melindungi wilayah tersebut.
Kemungkinan besar inilah penyebab penurunan di Kekaisaran Romawi Barat.
Mengapa suku-suku barbar menyeberangi Sungai Rhine?
Jadi mengapa kelompok suku ini menyeberangi sungai Rhine pada akhir tahun 406? Fakta bahwa beberapa perbatasan yang tidak berbahaya tidak dijaga sama sekali bisa menjadi salah satu alasan utama.
Jenderal Romawi Stilicho melemahkan pertahanan Rhine pada tahun 402. Ia menarik pasukan untuk menghadapi invasi Visigothic Alaric I ke Italia dan menyerahkan pertahanan perbatasan di tangan sekutu. Tidak ada yang menjaga di perbatasan serta lemahnya pemerintahan Honorius di Roma sangat menggiurkan bagi musuh.
Kelompok yang menyeberang mungkin adalah sisa-sisa invasi Radagaisus yang gagal ke Italia pada awal tahun 406. Juga kelompok-kelompok barbar yang telah didorong ke barat, melarikan diri dari serangan suku Hun.
Pendapat lain dilontarkan oleh sejarawan Peter Heather. Menurutnya, suku-suku itu mungkin pengungsi, alih-alih perampok yang mengambil kesempatan.
Akibat dari invasi barbar
Penyeberangan Rhine menimbulkan efek mengerikan bagi Kekaisaran Romawi Barat. Suku barbar ini menjarah beberapa kota di utara Galia, mereka dapat bergerak tanpa pengawasan otoritas Romawi. “Hanya tindakan perampas kekuasaan Konstantinus III yang tampaknya mengakhiri kemajuan kekerasan mereka,” tambah Crawford.
Kehadiran kelompok-kelompok barbar ini membuat kekuatan Romawi tidak stabil dan membuat provinsi-provinsi kurang bergantung pada pemerintah pusat.
Di Inggris, pemberontakan Marcus, yang mungkin disebabkan oleh kegelisahan dan ketidakpuasan di persimpangan Rhine, berkembang menjadi masalah besar bagi Kaisar Barat Honorius. Ketika Marcus dan penerus langsungnya, Gratianus, sama-sama terbunuh setelah jatuh dari pasukan mereka, Jenderal Konstantinus III bangkit untuk memimpin legiun Inggris, yang dengan cepat mendeklarasikannya sebagai kaisar.
Kehadiran kelompok-kelompok barbar ini membuat kekuatan Romawi tidak stabil dan membuat provinsi-provinsi kurang bergantung pada pemerintah pusat.
Di Inggris, pemberontakan Marcus, yang mungkin disebabkan oleh kegelisahan dan ketidakpuasan di persimpangan Rhine, berkembang menjadi masalah besar bagi Kaisar Barat Honorius. Ketika Marcus dan penerus langsungnya, Gratianus, sama-sama terbunuh setelah jatuh dari pasukan mereka, Jenderal Konstantinus III bangkit untuk memimpin legiun Inggris, yang dengan cepat mendeklarasikannya sebagai kaisar.
Momen penting kemunduran kekaisaran
Menyeberang ke Gaul pada tahun 407, Konstantinus memenangkan serangkaian pertempuran melawan kelompok-kelompok invasi barbar yang melintasi perbatasan Rhine. Ia memulihkan situasi.
Pada pertengahan 408 Konstantinus mendirikan ibukotanya di Arles dan mencetak koin. Setelah berhasil mengalahkan sekutu Honorius di Hispania, ia memaksa Kaisar Barat di Roma untuk mengakui dia sebagai rekan kaisar.
Meskipun Konstantinus berhasil memenangkan serangkaian pertempuran, perampas telah merusak Kekaisaran Barat. Invasi barbar telah menembus perbatasan Rhine,dan berbagai kelompok barbar menetap di kekaisaran setelah penyeberangan 406. Provinsi Britannia juga hilang, tidak akan pernah kembali.
Oleh karena itu, penyeberangan Rhine tahun 406 merupakan momen penting dalam kemunduran Kekaisaran Romawi Barat.
Sebagai hasil dari 'invasi barbar', kekaisaran meninggalkan salah satu perbatasannya yang sudah lama berdiri. Kekaisaran juga terpaksa mengizinkan berbagai kelompok barbar masuk ke politik kekaisaran.
Pemerintahan barbar inilah yang tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan yang pada akhirnya akan menggantikan Kekaisaran Romawi Barat.
No comments: