Ads Top

Triantha occidentalis, Nama Temuan Tanaman Karnivora Terbaru


Para peneliti University of British Columbia dan University of Wisconsin-Madison telah mengidentifikasi tanaman karnivora baru pertama dalam 20 tahun terakhir. Temuan mengejutkan tersebut dirinci di Prosiding National Academy of Sciences pada 9 Agustus 2021.

Memiliki tangkai yang halus dan bunga putih yang cantik, tanaman bernama Triantha occidentalis ini mungkin tampak seperti tempat yang sempurna untuk bertengger bagi serangga. Tetapi tanaman tersebut dapat menjebak serangga dengan rambut lengketnya dan akan mengambil nutrisi dari bangkai serangga tersebut.

Menurut Sean Graham, peneliti yang juga seorang profesor di departemen botani di University of British Columbia mengatakan bahwa tanaman karnivora telah membuat orang terpesona sejak era Victoria. Hal itu karena telah mengubah urutan yang biasanya terjadi, yaitu hewan yang memakan tumbuhan, namun ini sebaliknya.

"Kami senang telah mengidentifikasi satu (tanaman karnivora) yang tumbuh di sini, di halaman belakang kami sendiri di pantai barat," katanya kepada University of British Columbia News.

Triantha, spesies false asphodel, adalah tanaman karnivora baru pertama yang diidentifikasi oleh ahli botani dalam 20 tahun. Temuan ini menjadi menarik karena cara yang tidak biasa tanaman tersebut menjebak mangsa dengan rambut lengket di batang bunganya.


Tanaman tersebut tumbuh di daerah yang miskin nutrisi, berawan tapi cerah di pantai barat Amerika Utara, dari California hingga Alaska. Pada penelitian ini, para peneliti menyelidiki spesimen yang tumbuh di gunung Cypress di Vancouver Utara, Britis Columbia.

"Yang sangat unik tentang tanaman karnivora ini adalah ia menjebak serangga di dekat bunga yang diserbuki serangga. Itu tampak seperti konflik antara karnivora dan penyerbukan karena tidak ingin membunuh serangga yang membantu bereproduksi," kata penulis utama Dr. Qianshi Lin, seorang mahasiswa PhD di botani University of British Columbia pada saat penelitian.


Para peneliti percaya, bahwa Triantha mampu menyeimbangkan karnivora dengan penyerbukan karena rambut kelenjarnya tidak terlalu lengket dan hanya dapat menjebak nyamuk, lalat dan serangga kecil lainnya. "sehingga lebah dan kupu-kupu yang jauh lebih besar dan kuat yang bertindak sebagai penyerbuknya tidak terperangkap," rekan penulis Dr. Tom Givnish, seorang profesor di departemen botani di University of Wisconsin-Madison.

Penelitian ini didasarkan pada pekerjaan sebelumnya di laboratorium Dr. Graham, yang menemukan bahwa Triantha tidak memiliki gen tertentu yang sering hilang pada tanaman karnivora lainnya.

Untuk menyelidiki apakah tanaman itu memang suka memakan serangga, Dr. Lin menempelkan lalat buah berlabel isotop nitrogen-15 ke batang bunganya. Label bertindak seperti alat pelacak, memungkinkan Dr. Lin untuk melacak perubahan penyerapan nitrogen oleh tanaman.

Dia kemudian membandingkan hasilnya dengan eksperimen serupa pada spesies lain yang tumbuh di area yang sama, termasuk tanaman karnivora yang dikenal yaitu sundew dan beberapa tanaman non-karnivora sebagai kontrol.


Analisis isotop menunjukkan penyerapan nitrogen yang signifikan oleh Triantha, yang memperoleh lebih dari setengah nitrogennya dari mangsanya, hal yang sama terjadi dengan sundew di habitat yang sama, dan tanaman karnivora lainnya di tempat lain.

Studi ini juga menemukan bahwa rambut lengket pada tangkai bunga Triantha menghasilkan fosfatase, enzim pencernaan yang digunakan oleh banyak tanaman karnivora untuk mendapatkan fosfor dari mangsanya.

Kedekatan Triantha dengan pusat kota besar di Kanada barat dan pantai Pasifik di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tanaman karnivora lainnya, dan banyak kejutan ekologis lainnya, masih harus ditemukan, bahkan di ekosistem yang dipelajari dengan baik.

No comments:

Powered by Blogger.