Siapa sangka jika peradaban manusia di zaman Mesir kuno memiliki praktik ritual unik. Mereka memiliki masa reproduksi sendiri tepatnya pada musim panas. Pada zaman itu, masyarakat Mesir kuno memiliki kepercayaan bahwa surut dan mengalirnya Sungai Nil itu dipengaruhi dewa yang melakukan ejakulasi. Oleh karena itu, Firaun sebagai raja Mesir kuno, selalu melakukan ritual dengan melakukan masturbasi di hadapan orang banyak. Dia memuaskan dirinya sendiri hingga orgasme di Sungai Nil agar selalu berkah dan tidak pernah kering. Hal itu dia lakukan untuk menghormati Dewa Atum. Salah satu dewa memberi kepuasan pada seks. Mungkin saat ini bagi sebagian orang, masturbasi menjadi salah satu praktik seksual yang paling umum namun paling memalukan di banyak budaya dan agama. Namun di Mesir kuno, masturbasi adalah ritual suci yang dipercaya membawa keberuntungan bagi negeri itu. Awal Mula Tradisi Masturbasi Mesir Kuno Menurut mitologi Mesir kuno, penciptaan alam semesta adalah hasil dari masturbasi oleh Atum (dewa matahari). Kisah penciptaan alam semesta menurut mitologi Mesir Kuno menyatakan bahwa sebelum penciptaan dunia, dewa Atum adalah satu-satunya makhluk yang ada. Pada masa tertentu, Atum mulai merasa kesepian dan terangsang. Karena tidak ada seorang pun yang tersedia untuk memuaskan hasrat seksualnya, ia mulai melakukan masturbasi. Dikutip Histosy of Yesterday, pada puncak masturbasi, ia dikatakan telah ejakulasi dan membentuk pasangan pertama dewa kembar (Tefnut dewi kelembaban, dan Shu dewa udara) di samping seluruh alam semesta. Di lain sisi, terdapat sumber lain yang mengklaim itu bukanlah melalui masturbasi melainkan meludah. Apapun masalahnya, mitos inilah yang menyebabkan ritual masturbasi publik di Mesir kuno. Orang-orang percaya bahwa mereplikasi praktik masturbasi tersebut setiap tahun akan menyenangkan dewa mereka, Atum. Selain itu, ritual ini diyakini bahwa berapa kali Atum ejakulasi memiliki semacam hubungan dengan aliran sungai Nil. Jadi, selanjutnya, setiap firaun selama pemerintahannya, diharuskan untuk mengambil bagian dalam ritual yang akan berlangsung di sungai Nil. Masturbasi Jadi Ritual Keagamaan Upacara masturbasi melibatkan firaun dan laki-laki lainnya. Setiap tahun, selama pesta Min (festival tahunan untuk merayakan kelanjutan pemerintahan firaun), masyarakat umum akan menemani firaun ke tepi Sungai Nil di mana upacara itu akan berlangsung. Saat mencapai sungai Nil, firaun diharuskan melepas jubahnya dan mulai melakukan masturbasi. Sambil memanjakan dirinya di tepi sungai, ia harus memastikan bahwa air mani dari ejakulasinya mengalir langsung ke sungai. Selama proses tersebut, sisa pria dengan firaun akan bergabung dalam masturbasi dan ejakulasi ke sungai juga. Karena mitologi ini, penduduk negeri itu yakin bahwa upacara masturbasi adalah sumber penghidupan mereka. Mereka percaya bahwa seperti air mani yang jatuh ke air dan mengalir bersama ombak, demikian pula tanah akan mengalir dengan kehidupan yang berlimpah dan panen yang besar bagi penduduk negeri itu.
Telah ditemukan patung kayu langka yang diperkirakan berasal dari abad pertama Masehi di Inggris. Artefak tersebut ditemukan dalam parit yang tergenang air di tanah lapang dekat desa Twyford, Buckinghamshire, Inggris.
Saat ditemukan patung kayu setinggi 67 sentimeter dengan lebar 18 sentimeter ini sudah rusak sebagian, tetapi masih dapat dikenali. Dilansir dari Ancient Origins, berdasarkan gaya berpakaian dan metode mengukirnya, para arkeolog memperkirakan benda tersebut berasal dari abad pertama Masehi.
Patung yang menggambarkan sosok laki-laki dalam balutan tunik ini tidak diragukan lagi merupakan peninggalan Romawi. Selain pakaian, terlihat pula dari gaya rambut khas Romawi kuno serta detail-detail lainnya.
Di sekitar patung kayu juga ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang diperkirakan dibuat pada pertengahan abad pertama. Diketahui ini merupakan penemuan dalam penggalian arkeologis di Inggris di sepanjang rute rel HS2.
Proyek konstruksi kereta api HS2 di Inggris yang sedang berlangsung telah memberikan peluang baru bagi para arkeolog yang telah diberi kebebasan untuk melakukan penggalian pada tanah-tanah di sepanjang jalur kereta. Puluhan situs menarik telah ditemukan dan digali sebagai hasil dari kegiatan ini, meskipun penemuan terbaru jelas mengejutkan para arkeolog HS2.
Berdasarkan temuan "kejutan" ini, dapat dikatakan para arkeolog HS2 awalnya tidak mengharapkan untuk menemukan artefak langka dan berharga. Ketika mereka pertama kali melihatnya di parit, mereka mengira itu hanyalah potongan kayu yang sudah rusak. Namun saat pemeriksaan lebih rinci, mereka menyadari potongan kayu itu adalah patung kayu berukir dan artefak tersebut mungkin sudah cukup tua.
“Penemuan luar biasa dari sosok kayu ini benar-benar tidak terduga dan tim melakukan pekerjaan yang baik untuk memulihkannya secara utuh. Detail yang terpreservasi dengan baik pada kayu seperti rambut dan tunik benar-benar mulai menghidupkan individu yang digambarkan," kata arkeolog Williamson dalam siaran pers HS2.
Kejutan lain dari penemuan ini adalah fakta bahwa artefak kuno seperti itu terpelihara dengan baik karena banyak fitur dari patung kayu itu masih utuh. Patung ini bak melawan kekuatan alam selama 2.000 tahun terkubur.
Rahasia dari terpeliharanya artefak kuno ini secara alami dapat ditemukan di Buckinghamshire. Tanah yang ada di lokasi penemuan patung tersebut cukup kaya akan lempung (tanah liat). Dikarenakan kondisi tanah yang liat hal ini menyebabkan tanah besar tidak dapat ditembus oleh oksigen. Pembusukan kayu yang terperangkap di dalam tanah tersebut secara dramatis melambat dan itulah sebabnya patung kayu era Romawi berusia 2.000 tahun ini dapat mempertahankan sebagian besar fitur aslinya.
Selama zaman Romawi, figur kayu jenis ini sering disiapkan sebagai barang pemakaman atau sebagai hadiah kepada para dewa. Kemungkinan memang kedua hal itu tujuan dibuatnya patung tersebut, tetapi karena artefak kuno ditemukan pada lokasi yang tidak biasa dan bukan di permakaman Romawi, para arkeolog HS2 belum yakin apa fungsi darinya.
“Tidak hanya penemuan artefak kayu dari periode Romawi seperti ini sangat langka di Inggris, tetapi juga menimbulkan pertanyaan baru tentang situs ini. Siapa sosok laki-laki yang terukir pada kayu itu, untuk apa benda ini digunakan dan mengapa itu penting bagi orang-orang yang tinggal di bagian Buckinghamshire selama abad pertama Masehi?" kata Williamson.
Perkiraan usia patung saat ini akan segera diverifikasi atau dikoreksi. Sepotong kecil patung ditemukan patah di parit dan potongan ini telah dikirim ke laboratorium untuk penanggalan radiokarbon. Analisis isotop juga akan dilakukan, yang mungkin dapat mengidentifikasi dari mana kayu yang digunakan untuk membuat patung itu berasal. Meski hanya satu artefak, komunitas arkeologi Inggris senang dengan temuan ini.
“Ini adalah penemuan yang benar-benar luar biasa yang membawa kita berhadapan langsung dengan masa lalu kita. Kualitas ukirannya sangat indah dan sosoknya semakin menarik karena benda-benda organik dari periode ini jarang bertahan," seru Jim Williams, penasihat sains senior di Historic England yang diminta untuk mengomentari penemuan tersebut.
Williamson juga menambahkan faktor alam umumnya tidak ramah terhadap peninggalan kayu kuno. Mereka dapat dipertahankan hanya dalam kondisi khusus tertentu dan bahkan kemudian mereka harus ditemukan untuk dipelajari. Akibatnya, patung-patung kayu berukir dari Inggris zaman prasejarah dan Inggris era Romawi sangat sulit untuk ditemukan, meskipun beberapa telah berhasil diekskavasi.
Sebelumnya pada tahun 2019, sebuah dahan kayu yang diidentifikasi sebagai persembahan suci Romawi kepada para dewa ditemukan di dasar sumur di Northamptonshire. Lebih dari satu abad sebelumnya, pada tahun 1866, para arkeolog juga menemukan sosok manusia berukir yang terbuat dari kayu di situs Zaman Besi awal (800 hingga 600 SM) di sepanjang tepi Sungai Teign di Kabupaten Devon.
Selanjutnya, penggalian akan terus dilanjutkan di daerah Buckinghamshire tempat patung kuno dari era Romawi ditemukan. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah di situs tersebut akan ditemukan lebih banyak artefak dari zaman Romawi.
No comments: